Selamat Datang Dalam Dunia Yang Kelam

Semua manusia selalu memiliki sisi gelap dalam kehidupannya
dimana sisi itu menyimpan rasa sakit yang begitu luar biasa
kekecewaan serta rasa hampa dalam keterasingan

Senin, 07 Maret 2011

Kebangkitan bangsa Goth pimpinan Totila, 541-551

Keberhasilan awal bangsa Goth

Totila disukai atas niatnya untuk mengembalikan kejayaan bangsa Goth atas tiga dasar: merebaknya wabah besar yang merusak dan membunuh sebagian besar populasi Kekaisaran Bizantium pada tahun 542, dimulainya perang baru antara Bizantium dan Persia, dan ketidakmampuan serta kelemahan berbagai panglima Romawi di Italia, yang memberinya keberhasilan perdana. Setelah banyak penegasan oleh Justinianus, panglima Konstantianus dan Alexander menggabungkan pasukanya dan bergerak menuju Verona. Dengan akal bulus mereka, kedua panglima ini berhasil merebut kembali gerbang Verona, tetapi kemudian tertunda sangat lama karena pertengkaran mereka soal kemungkinan bangsa Goth untuk merebut kembali gerbang tersebut, sehingga memaksa pasukan Romawi untuk mundur. Totila datang dari perkemahan mereka dekat Faventia (Faenza), dan dengan kekuatan 5.000 orang, ia berhasil mengalahkan pasukan Romawi.[34] Totila kemudian begerak menuju Tuscany, dimana dia mengepung Firenze. Tiga panglima Romawi, Yohanes, Bessas dan Cyprian berbaris untuk membantu mempertahankan Firenze, tetapi dalam sebuah pertempuran di Mucellium, pasukan mereka, meskipun unggul dalam jumlah, dikalahkan dan tercerai-berai.

Ekspedisi militer di Italia Selatan dan jatuhnya Napoli

Alih-alih tetap di Italia Tengah, tempat pasukannya dikalahkan dalam jumlah dan bahkan satu kekalahan pun dapat menjadi bencana, Totila memutuskan untuk bergerak ke selatan, dimana garnisun Romawi jumlahnya sangat sedikit dan lemah. Ia melewati kota Roma dan segera, provinsi-provinsi di Italia selatan dipaksa untuk mengakui pemerintahannya. Operasi militer ini secara tersirat menggambarkan titik krusial dari strategi Totila: pergerakan cepat untuk merebut kendali atas pedesaan, mengisolasi pasukan Romawi di benteng-benteng pertahanan, sebagian besar di daerah pantai, yang dapat dihancurkan kemudian. Ketika sebuah benteng pertahanan jatuh, tembok pertahanannya biasanya diruntuhkan agar benteng tersebut tak lagi bernilai secara militer. Lebih jauh, Totila menerapkan kebijakan untuk memperlakukan tawanannya dengan baik, sehingga membuat mereka lebih memilih menyerah daripada melawan sampai akhir, dan secara aktif berusaha memenangkan hati masyarakat Italia. Pada saat yang sama, operasi militernya mengakibatkan gangguan serius terhadap sistem fiskal kekaisaran di Italia, sejak sekarang pajak mengalir ke kantong Totila, dan pembayaran pasukan Romawi mulai terganggu.

Segera, pasukannya bergerak menuju Napoli, yang dipertahankan oleh panglima Conon bersama 1.000 pasukan. Upaya mengadakan pasukan tambahan berskala besar dilakukan oleh magister militum Demetrius yang baru saja diangkat dari Sisilia dicegat dan hamper seluruhnya dihancurkan oleh kapal-kapal perang pasukan Goth. Mengetahui kondisi pasukan bertahan, Totila menjanjikan jalur aman bagi pasukan bertahan apabila mereka menyerah. Terdesak oleh kelaparan, Conon menerimanya, dan pada akhir Maret sampai awal April 543, Napoli menyerah.[35]

Belisarius kembali ke Italia

Mengambil keuntungan dari gencatan senjata selama lima tahun di Persia, Belisarius dikirm kembali ke Italia bersama 200 kapal perang[36] pada tahun 544, ketika ia mengetahui bahwa situasi telah banyak berubah. Ia gagal untuk mencegah jatuhnya Roma ketika dikepung oleh Totila pada tahun 546, meskipun akhirnya ia dapat merebut Roma kembali pada tahun 547. Kendatipun demikian, operasi militer Italianya yang kedua terbukti gagal akibat ketiadaan suplai logistik dan bantuan pasukan karena kecemburuan Justinianus, apabila kita mengambil pandangan Procopius. Roma dikepung lagi oleh Totila untuk ketiga kalinya pada tahun 549, yang tawaran perdamaiannya ditolak oleh Justinianus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar