Operasi militer baru sedang dirancang oleh kemenakan Justinianus, Germanus Justinus.  Seiring kematian Germanus pada tahun 551, Narses mengambil alih  peperangan melawan Totila, dan Totila berhasil dikalahkan dan dibunuh  pada Pertempuran Taginae. Bangsa Goth yang masih bertahan di Roma segera dilucuti persenjataannya, dan pada Pertempuran Mons Lactarius, bulan Oktober 553, Narses mengalahkan Teias dan sisa-sisa pasukan Goth di Italia.
  Hasil akhir
 Kemenangan tipis pada Perang Goth menguras hampir seluruh sumber daya  Kekaisaran Bizantium yang seharusnya dapat dipergunakan untuk melawan  ancaman yang lebih mengerikan di timur. Di Italia, perang merusak hampir  seluruh tatanan sosial masyarakat kota yang didukung oleh penduduk  pedesaan. Kota Roma dan para sekutunya kemudian ditelantarkan seiring  kejatuhan Italia ke dalam sebuah periode kejatuhan yang panjang.  Kejatuhan Italia dan terkurasnya sumber daya kekaisaran, membuat  Kekaisaran Bizantium tidak dapat lagi memegang kendali atas Italia.  Hasil taklukan kekaisaran segera lepas: hanya tiga tahun pasca kematian  Justinianus, daerah Italia jatuh ke tangan suku Jerman, bangsa 
Lombardia, meninggalkan daerah Ravenna, dan secuil daerah yang tersebar dari Italia Tengah sampai 
Laut Tirenia  dan selatan Napoli, beserta bagian-bagian dari Italia Selatan sebagai  sisa-sisa taklukan kekaisaran. Justinianus juga mampu untuk menguasai  kembali Hispania Selatan tetapi daerah itu juga ditaklukan oleh suku  Jerman beberapa dekade kemudian. Setelah perang Goth, Kekaisaran  Bizantium tidak lagi melakukan ekspedisi yang ambisius di barat. Roma  sendiri tetap berada di tangan kekaisaran sampai daerah Ravenna akhirnya  dihancurkan oleh bangsa Lombardia pada tahun 751. Italia Selatan tetap  dalam kendali Romawi Timur (dikelola langsung dari Konstantinopel) sampa  akhir abad ke-11
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar